"الله جميل يحبّ الجمال"

Allah Itu Indah, Mencintai Keindahan

Kamis, 06 Agustus 2009

AL- FARABI ( AL PHARABIUS )




MAKALAH 

AL- FARABI ( AL PHARABIUS )
( 254 – 337 H. ) ATAU ( 870 – 950 M )
Tokoh pemikiran Islam 
Terkenal karena ahli dalam filsafat , logika dan musik




DOSEN PENGAMPU 
Fathul Mujib S.Ag . MSI.


DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH “ FILSAFAT ISLAM “ 

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PAMEKASAN MADURA

2007



KATA PENGANTAR


Bismillahir Rahmanirrahim 
Assalamu alaikum warahmatullahi Wabarkatuh 
  Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat allah swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan taufiq sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul al farobi
  Salawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada nabi Muhammad saw. Yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam ilmiyah yang penuh barakah ini 
  kami mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan jasa dari berbagai pihak dalam penyusunan makalah ini semoga allah membalasnya dengan balasan yang setimpal dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca 

Billahitaufiq Wal -hidayah  




BAB I.

PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG MASALAH

   
  Dalam masa reformasi dan era perkembangan pendidikan pada saat ini adalah merupakan suatu yang harus direnungkan , kita pikirkan dan kita manfaatkan sebaik mungkin , sehingga sebagian kekurangan - kekurangan yang ada terutama pada generasi penerus sebagai tonggak estafet perjuangan , yang sedikit banyak harus tahu tentang karya – karya dan pemikiran orang terdahulu seberapa jauh kemenangan dan kemajuan pemengang estafet sebelumnya . Sehingga dapat mempertimbangkan apa yang akan di laksanakan di masa yang akan datang 
  Kita tahu , banyak sudah tentang gagasan serta penemuan baru yang dahulu telah dirintis oleh pemikir – pemikir muslim tetapi kini sudah tidak dilanjutkan lagi bahkan tidak di kenal dan sebaliknya tidak sedikit yang kita jumpai di lapangan generasi masa kini yang membanggakan hasil karya nenek monyangnya dengan mengabaikan tugas generasi penerus seakan – akan dengan menyebut kebesaran masa lalu , Islam dapat maju dan laju dengan sendirinya . 
  Bila beberapa sikap dan keadaan atau permasalahan yang tersebut diatas di biarkan berlarut – larut tanpa kesadaran sebagai generasi pewaris , maka akan berakibat membawa kemunduran dengan demikian maka tidaklah keliru jika kita mau melihat kejadian – kejadian , biografi dan karya – karya serta pemikiran – pemikiran tokoh Islam yang telah lalu ,seperti halnya pemikiran dan karya – karya Al- Farabi guna untuk memotivasi kita demi generasi yang akan datang .

B. RUMUSAN MASALAH 
  Sesuai dengan latar belakang masalah sebagai mana yang telah kami tulis diatas maka maka perlu di susun suatu perumusan masalah , hal ini di maksudkan untuk tidak terjadinya kesimpang siuran dan penafsiran antara penenulis dengan pembaca. Dengan demikian maka perumusan masalah dalam makalah ini , penulis akan berpijak pada masalah yang telah di uraikan di muka . Adapun perumusan masalah yang di jadikan ukuran dalam makalah ini sebagai berikut,:
“ Bagai manakah sejarah Al- Farabi mulai dari Biografi Al-Farabi, Karya Al-Farabi dan Pemikiran Alfarabi “.

C. TUJUAN 
1. Penulisan makalah sejarah Al – Farabi ini betujuan agar dapat mengetahui Biografi al- farabi, Karya Al-Farabi dan Pemikiran Al- Farabi
2. Dengan adanya makalah ini di harapkan menjadi masukan kepada para pembaca serta pada generasi penerus Islam dan bangsa ini. 




BAB II
PEMBAHASAN


I. BIOGRAFI AL- FARABI. 

  Nama lengkapnya adalah Abu Nasir Bin Muhammad Bin Auzalugh Bin Turkhan . Dikalangan orang latin Abad Tengah Al- Farabi lebih di kenal dengan nama Abu Nashr ( Abunaser ). Ia lahir di Wasij, Distrik farab ( sekarang di kenal dengan nama atrar , Turkistan pada tahun 257 H ( 870 M ) .Di sebut Farabi karena kelahirannya di farrab , yang juga di sebut kampung utrar . Dahulu masuk daerah Iran , akan tetapi sekarang menjadi bagian dari Republik Uzbekistan , dalam daerah Turkestan , Rusia . Ayahnya berkebangsaan Persia sebagai seorang Jenderal , yang memiliki posisi penting di Parsi. dan Ibunya berkebangsaan Turki .Kepribadian Al- Farabi , sejak kecil ia tekun dan dan rajin belajar . Dalam berolah kata , tutur bahasa , ia mempuyai kecakapan luar biasa  
  Al Farabi , waktu masih mudanya , talah berjalan meninggalkan kampung halaman tercintanya yaitu Farrab. demi mencari ilmu pengetahuan . Kemudian ia sampai di Baghdad . Di sana ia belajar tentang ilmu bahasa Arab , dan kemudia ia meneruskan pelajaran tentang ilmu logika pada Abu Basyar Matta, putra Yunus. Untuk memperoleh Ilmu Filsafat , ia pergi ke harran , dan di sana ia menjadi murid Yuhahhan Ibnu Khailan . ia juga sangat tertarik akan ilmu – ilmu Ariestuteles, yang di berikan oleh Yuhanna , buku Anima, di bacanya sampai dua ratus kali , berulang ulang . Buku Phisica , di bacanya sampai empat puluh kali.
  Kemudia ia mengembara di sepanjang jalan raya Suria , Mesir dan akhirnya ia sampai ke Damaskus , dalam keadaan miskin . Di Damaskus , ia mendapatkan pekerjaan sebagai tukang jaga kebun, pada malam hari. Kemudia kesungguhan dan ketekunanya dalam belajar tedengar oleh Pangeran Saiful Daulah. Sebagai Pangeran Damaskus Dikala itu , ia memberikan bantuan kepada al- Farabi , empat dirham sehari. Al- Farabi merasa puas dengan bantuan yang sedikit ini . dan dengan inilah ia belajar , mengajar, mengarang , dan lain – lain pekerjaan , dalam dunia kesusastraan . 
  Al Farabi memperdalami semua Ilmu yang telah di selidiki Al – Kindi , Sehinga tidaklah heran jika paham filsafatnya tidak jauh berbeda dengan filsafatnya Al- Kindi. Perbedaannya hanyalah, bila al- Farabi cenderung kepada sufi ( tasawwuf ) sedang kan al- Kindi tidak. Al- Farabi menjadi besar di mata Dunia , terutama di Dunia Eropa , bukan saja lantaran kemampuan di bidang filsafat , akan tetapi karena ilmu logika ( mantik ) dan metafisika, selain dari pada itu, ia pun mempuyai aliran sendiri dalam ilmu filsafat politik. Juga ia mempuyai keahlian didalam dunia musik yang ia tingkatkan menjadi sebagai ilmu 
  Al- Farabi yang mula mula menulis tentang “ Assiyasatul madaniah “ yakni yang di namakan orang sekarang “ Politik ekonomi ( menurut kami yang pas secara lafdiyahnya adalah politik negara bukan politik Ekonomi ) “ yang di pandang oleh orang Eropa pada umumnya , sebagai pendapat yang orisinil. Meskipun seorang filusuf Muslim , pada abad sebelumnya telah menguraikan dasar- dasar ilmu tersebut, dan sesudah Al- Farabi diikuti lagi oleh seorang filusuf muslim pula yaitu Ibnu Khaldun dalam kitabnya yang masyhur “ Muqaddimah “ dengan tidak diantar oleh filusuf lainnya. Dari tangan Ibnu Khaldun ilmu ini sampai ke Maciavelli , Hegel , Gibbon, dan lain – lainnya. Konon kitab ‘ Assyiyasatul Madaniyah “ ada yang di cetak di Beirut 1906. Dalam encyclopaedia of science ( Ihsaul Ulum ) ia memberikan ihtisar umum tentang semua ilmu , Sebuah ihktisar karya ini dalam bahasa latin memperlihatkan sedikit gambaran tentang luasnya lapangan yang di bicarakan yng terbagi atas lima bagian , yaitu berbagai cabang ilmu pengetahuan : bahasa , logika , Ilmu Pasti, , ilmu alam dan ilmu Ekonomi. , politik dan sosial. Sebuah karya Al- Farabi lain dan masyhur yang dengan luas di pergunakan Roger Balcon dan Albertus Magnus ialah tafsirannya atas organun , karangan arestoteles yang sebelum itu amat sulit untuk di fahami oleh orang yang hendak mempelajarinya. 
  Karangan “ tendensi Filsafat Plato dan Aresto teles “ uraiannya tentang etika berjudul “ As Sirat ul Fasilah “ yang merupakan sebagian dari hasil karnyanya yang lebih luas dan lebih besar berjudul “ Mabadiul Maujudad “ , memperlihatkan sifat inteleknya yang serba segi. Dan al farabi meninggal dunia dengan meninggalkan beberapa karya – karyanya yang agung pada usia 80 tahun di damaskus pada bulan Desember 950 M .  
   
II. KARYA – KARYA AL FARABI ;
  Karangannya dalam ilmu musik, bernama al- musiqa , dipandang orang sebagai sebuah karangan terpenting , dalam ilmu musik Selain dari pada karya yang tersebut diatas , karya al- farabi lainnya , antara lain:  
a. Syuruh Risalah Zainun al – Kabir al- Yunani 
b. Al- Ta’liqat.
c. Risalah fima yajibu Ma’rifat qabla Ta’allumi al Falasifah 
d. Kitab Tashil al- Sa’adah
e. Risalah fil Itsbat al Mufaraqah
f. Uyun Al – Masa’il .,
g. Ara’ Ahl al Madinah al- Fadilah. 
h. Ihsha’ Al Ulum wa al – Ta’rif bi aqhradiha,
i. Maqalat Fima’ ani al- Aql.
j. Fushul al- Hukm,
k. Risalah al- Aql’
l. Al Syiyasah Al Madinah 
m. Al- Masail al. Falsafiyah wa al Ajwibah ‘ anha.
n. Al- Ibanah’ an Ghardi Aristo fi kitabi ma ba’da al tabi’ah. 

III. PEMIKIRAN AL-FARABI
a. Pemaduan filsafat 
  Al- Farabi berusaha memadukan beberapa aliran filsafat yang sebelumnya terutama pemikitan plato, Aristoteles , dan plotinus , juga antara agama dan filsafat. Karena itu ia terkenal dengan filsuf sinkretesme yang mempercayai kesatuan filsafat Dalam Ilmu logika dan fisika ia di pengaruhi oleh aristoteles . Dalam masalah akhlak dan politik , ia di pengaruhi oleh Plato, Sedangkan dalam masalah metafisika , ia di pengaruhi oleh platinous. 
  Sebenarnya , usaha kearah sinkretisme pemikiran telah di mulai muncul pada aliran neo – Platonisme. Namun Al- Farabi lebih luas karena ia bukan saja mempertemukan aneka aliran filsafat , juga penekanannya bahwa aliran- aliran filsafat itu pada hakekatnya satu , meskipun pemunculannya berbeda corak ragamnya. 
  Al- Farabi menggunakan interpretasi batini , yakni dengan menggunakan ta’wil bila menjumpai pertentangan pemikiran antara Plato dan Aristoteles . Menurut Al- Farabi , sebenarnya Aristo teles mengakui alam rohani yang terdapat di luar alam ini . Jadi kedua filsuf ini sama – sama mengakui adanya edea – edea pada zat Tuhan . Kalaupun terdapat perbedaan , maka hal itu tidak lebih dari tiga kemungkinan.:
1. Definisi yang di buat filsafat tidak benar
2. Pendapat orang banyak tentang pikiran – pikiran falsafi dari kedua filsuf tersebut terlalu dangkal . Adanya kekeliruan dalam pengetahuan orang orang yang menduga bahwa antara keduanya terdapat perbedaan dalam dasar- dasar falsafi;
3. Pengetahuan antra adanya perbedaan antara keduanya tidak benar . Padahal definisi filsafat menurut keduanya tidaklah berbeda, yaitu suatu ilmu yang membahas tentang yang ada secara mutlak .

  Adapun perbedaan agama dengan filsafat, tidak mesti ada karena karena keduanya mengacu kepada kebenaran , dan kebenaran itu hanyalah satu, kendatipun posisi dan cara memperoleh kebenaran itu berbeda, satu menawarkan kebenaran dan lainnya mencari kebenaran. Tetapi kebenaran yang ada pada keduanya dalah serasi karena bersumber dari akal aktif. Kebenaran yang diperoleh filsuf dengan perantaraan Akal Mustafad, Sedangkan agama melaui wahyu dengan perantaraan nabi. Dan al- Farabi mengagungkan filsafat dari agama , karena ia mengakui bahwa ajaran agama Islam Mutlakl kebenarannya. 

b. Meta Fisika. 
  Dalam Maslah ketuhanan Al- Farabi mengunakan pemikiran Aristoteles dan neo-Platonisme , yakni al- Maujud al- Awwal sebagai sebab pertama bagi segala yang ada . Dalam Pembuktian adanya Tuhan Al- Farabi mengemukakan dalil Wajib al- Wujud dan Mumkin al Wujud , menurutnya segala yang ada ini dua kemungkinan dan tidak ada alternatis yang ketiga.  
  Wajib al – wujud adalah wujudnya tidak boleh tidak ada, adanya dengan sendirinya , esensi dan wujudnya adalah sama dan satu. Ia adalah wujud yang sempurna selamanya dan tidak didahului oleh tiada , Jika wujud ini tidak ada , maka akan timbul kemustahilan , karena wujud lain untuk adanya tergantung kepadanya. Inilah yang di sebut dengan Tuhan. 
Mumkin al- Wujud maksudnya adalah Tidak akan berubah menjadi wujud aktual tanpa adanya wujut yang menguatkan , dan yang menguatkan itu bukan dirinya tetapi wajib al- wujud. . Walau pun demikian , mustahil terjadi daur dan tasalsul ( Prosessus in infinutum ) , kerena rentetan sebab akibat itu akan ber akhir pada wajib al- wujud.
  Al- Farabi menglkasifikasikan yang wujud kepada dua rentetan yaitu : 
1. Rentetan wujud yang esensinya tidak berfisik . termasuk dalam hal ini Varitas yang tidak berfisik dan tidak menempati fisik ( Allah , akal pertama , dan uqaul al- akhlak ) , serta yang tidak berfisi tetapi bertempat pada fisik ( Jiwa, bentuk , dan materi ) .
2. Rentetan wujut yang berfisik yaitu benda benda lagit , manusia , hewan , tumbuh – tumbuhan , benda – benda tambang , dan unsur-0 unsur yang empat ( air, udara, tanah, dan api ).
  Tujuan Al- Farabi mengemukakan teori emanasi tersebut untuk menegaskan ke maha Esaan Tuhan . Karena tidak mungkin yang Esa berhubungan dengan yang tidak Esa atau banyak . Adai kata alam di ciptakan secara langsung , mengakibatkan Tuhan berhubungan dengan yang tidak sempurna , dan ini menudai ke Esaannya . Jadi dari Tuhan yang maha Esa hanya muncul satu yakni akal pertama yang berfungsi sebagai perantara dengan yang banyak. Disamping itu Tuhan juga bagi Al Farabi tidak mempuyai kehendak , karena hal itu membawa ketidak sempurnaan , termasuk melimpahnya yang banyak dari dirinya secara sekali gus dan itu tidak terjadi dalam waktu . dari pendapat ini al- Farabi haya menyatakan alam adalah taqoddum zamani bukan taqoddum zati.
c. Jiwa .
  Al farabi dalam masalah Jiwa di pengaruhi oleh Filsafat Plato dan arestoteles dan platinus. Jiwa bersifat rohani , bukan materi , terwujut setelah adanya badan dan jiwa tidak berpindah – pindah dari suatu badan ke badan yang lain .

 Jiwa – jiwa manusia mempuyai daya- daya , sebagai berikut. :
1. Daya gerak seperti makan , memelihara dan berkembang.
2. Daya mengetahui yaitu ; merasa , Imaginasi 
3. Daya berfikir yakni : Akal praktis dan teoritis 
Daya teoritis terbagi kepada tiga tingkatan. 
• Akal Potensial baru mempuyai potensi berpikir dalam arti ; melepaskan arti – arti atau bentuk – bentuk dari meterinya.
• Akal Aktual , telah dapat melepaskan arti – arti dari materinya , dan arti –arti itu telah mempuyai wujud akal dengan sebenarnya , bukan lagi dalam bentuk potensi , tetapi dalam bentuk aktua.
• Akal Mustafad ; telah dapat menangkap bentuk semata- mata yang tidak di kaitkan dengan materi dan mempuyai kesanggupan mengadakan komonikasi dengan akal.
d. Politik 
  Pemikiran al- farabi lainnya yang amat penting adalah tentang politik yang ia tuangkan dalam dua karyanya , al Syiyasah Al madaniyyah ( pemerintahan politik ) dan arra’al madinah al fadilah ( pendapat negara utama ) bayak di pengaruhi oleh konsep plato yang menyamakan konsep negara dengan tubuh manusia ada kepala , tangan , kaki. Dan naggot tubuh lainnya yang masing – masing mempuyai fungsi tertentu . yang paling penting dari tubuh manusia adalah kepala , karena dari kepalalah segala perbuatan manusia di kendalikan. Sedangkan untuk mengendalikan kerja otak di lakukan oleh hati . demikina juga dalam negara. Menurut al Farabi yang amat penting dalam negara adalah pimpinannya atau penguasanya bersama – sama bawahannya sebagai mana halnya jantung dengan organ – organ tubuh yang lebih rendah secara berturut- turut. Pengusa ini harus yang paling unggul baik dalam bidang inteklektual maupun muralnya diantara yang ada. Disamping daya fripentik yang di karuniakan tuhan kepadanya ; ia harus mempuyai kwalitas kwalitas yang berupa :
1. Kecerdasan , 
2. Ingatan yang baik 
3. Pikiran yang tajam
4. Cinta kepada pengetahuan 
5. Sikap moderat dalam hal makanan , minuman , dan seks
6. Cinta kepada kejujuran 
7. Kemurahan hati.
8. Kesederhanaan .
9. Cinta kepada keadilan . 
10. Ketegaran dan keberanian serta kesehatan jasmani 
11. Kefasihan berbicara. 

e. Moral . 
  Al – farabi menekan empat jenis sifat utama yang harus menjadi pehatian untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat bagi bangsa – bangsa dan setiap warga negara yakni;
1. keutamaam tioritis yaitu; prinsip prinsip pengetahuan yang di peroleh sejak awal tanpa di ketahui cara dan asalnya, juga yang di peroleh dengan kontemplasi , penelitian , dan melalui belajar dan mengajar,
2. Keutamaan pemikiran adalah yang memungkinkan orang mengetahui hal hal yang bermanfaat dalam tujuan . termasuk dalam hal ini kemampuan membuat aturan – aturan karena itu di sebut keutamaan jenis ini dengan keutamaan pemikiran budaya. ( fadhail ‘il fikriyyah madaniyyah ).
3. Keutamaan akhlak bertujuan mencari kebaikan , jenis keutamaan ini berada di bawah dan menjadi syarat keutamaan pemikiran kedua jenis keutamaan tersebut terjadi dengan tabiatnya dan bisa juga terjadi dengan kehendak sebagai peyempurna tabiat atau watak manusia. 
4. Keutamaan amaliyah di peroleh dengan dua cara yaitu peryataan – perytaan yang memuaskan dan merangsang . cara lain adalah pemaksaan. 

  Selain di atas al Farabi menyarankan agar bertindak tidak berlebihan yang dapat merusak jiwa dan fisik . atau mengambil posisi tengah – tengah. 

f. Teore kanabian .  
  Teore kenabiyan yang di ajukan al Farabi di motivisir oleh pemikiran filosofis pada masanya yang mengingkari eksistensi kenabiyan . Menurut al Farabi manusia dapat berhubungan dengan aql fa’al melalui dua cara yakni penalaran atau renungan pemikiran dan imaginasi ( al mutakhayyilah ) yang sangat kuat atau intuisi ( Ilham ) . 
Cara pertama hanya dsapat dilakukan oleh pribadi pribadi pilihan yang dapat menembus alam materi untuk dapat mencapai cahaya keTuhanan sedangkan .
cara kedua hanya dapat di lakukan oleh nabi . Perbedaan kedua cara tersebut hanya pada tingkatannya, dan tidak mengenai isensinya 
  Ciri has seorang nabi bagi Al Farabi adalah mempuyai daya imaginasi yang kuat di mana obyek indrawi dari luar tidak dapat mempengaruhinya ketika ia berhubungan dengan aql fa’al ( Kesepuluh malaikat ) ia dapat menerima visi dan kebenaran dalam bentuk wahyu .
  Dari beberapa uraian di atas maka dengan sepantasnya bila Al farabi di kenal sebagai filsuf Islam yang terbesar , memiliki keahliyan dalam banyak bidang keilmuwan dan memandang filsafat secara utuh dan menyeluruh serta mengupasya dengan sempurna.  




























BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
  Al Farabi Nama lengkapnya adalah Abu Nasir Bin Muhammad Bin Auzalugh Bin Turkhan Beliau memperdalam semua Ilmu yang telah di selidiki Al – Kindi , sehinga tidaklah heran jika paham filsafatnya tidak jauh berbeda dengan filsafatnya Al- Kindi. Perbedaannya hanyalah, bila al- Farabi cenderung kepada sufi ( tasawwuf ) sedang kan al- Kindi tidak. Al- Farabi menjadi besar di mata Dunia , terutama di Dunia Eropa , bukan saja lantaran kemampuan di bidang filsafat , akan tetapi karena ilmu logika ( mantik ) dan metafisika, selain dari pada itu, ia pun mempuyai aliran sendiri dalam ilmu filsafat politik. Juga ia mempuyai keahlian didalam dunia musik yang ia tingkatkan menjadi sebagai ilmu 
  Menurut penjelasan Al- Farabi , pokok – pokok pembahasan logika ialah untuk memeriksa dan memperbedakan , antara benar dan palsu . penyelidikan ini akan membawa kita pada suatau ilmu, atau pendapat , yang belum kita ketahui . Karena itu , yang menjadi sasaran dalam pelajaran logika adalah memperbedakan baik dan jahat , benar dan salah. Sehingga akhirnya , kita akan sampai pada tahap kesempurnaan . Kesempurnaan dapat membersihkan jiwa – jiwa yang bersih , akan dapat mencapai keberuntungan sempurna dan keputusan yang sebenarnya. Al- farabi tegas menyatakan bahwa logika itu , adalah bagian filsafat dalam arti bukan ilmu yang berdiri sendiri . Pendapat Al- Farabi ini sekarang sudah dibenarkan oleh sarjana barat. 
  Al- Farabi mengajarkan agar tiap tiap orang mempelajari logika , karena dengan itu , orang dapat membedakan , mana konsepsi yang salah dan mana pula putusan yang tidak benar.





 CATATAN PUSTAKA 
1. Hasyimsyah Nasution MA. Dr. Filsafat Islam ( Gaya Media Pratama Jakarta, 2002) 
2. Mustofa H. Drs. Filsafat Islam (Pustaka Setia Bandung 1997) 
3. Ibrahim Madkour, el Farabi dalam MM Sharif 9 ( ed) A history of Muslim Philosophy 1963) .
4. Tj. De Boer , Tarekh al- Falsafah fi al- Islam , terjemahan Arab oleh Abd al Hadi abu raidah 1988.
5. Dewan enseklopedi islam ,Ensiklopedi islam (Jakarta ichtiyar baru van hoeve ,1997)
6. Imam Munawwir ( Pt Bina Ilmu , Surabaya, 2006 ) 















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon ... klo udah baca posting kami, jangan lupaaaaaaaaaaaa kasi komentar yaaa .... n saran konstruktif ....................


thanks yaa atas komentar kaliaaannnnnnnnnnnnnnn !!!!!