"الله جميل يحبّ الجمال"

Allah Itu Indah, Mencintai Keindahan

Minggu, 16 Agustus 2009

AGAMA DAN KESEHATAN MENTAL

AGAMA DAN KESEHATAN MENTAL


MAKALAH


DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS


MATA KULIAH PSIKOLOGI AGAMA ”

DOSEN PENGAMPU

ATIQULLAH S.A.g. M.Pd.

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI


PAMEKASAN MADURA

2009





KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalmu Alaikum Wr. Wb.

Al-hamdulillah kami haturkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan beberapa kenikmatan yang berupa Iman, Islam dan kesehatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai waktunya, dengan judul, agama dan kesehatan mental.

Salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Rasul yang terahir yang telah membawa umat Islam dari alam jahiliyah menuju alam ilmiyah yang penuh barakah ini.

Selanjutnya kami mengcapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu yang terhormat bapak atiqullah S.Ag.M.Pd., yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Taklupa kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan makalah ini , begitu juga kami mohon maaf apabila dalam penulisan ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan sehingga saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.

Billahi taufiq walhidayah

Summassalamu alaikum Wr. Wb.

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang masalah

Dizaman kuno penyakit yang diderita manusia sering dikait-kaitkan dengan gejala –gejala spiritual. Seorang penderita sakit dihubungkan dengan aanya gagguan dari roh jahat oleh semacam mahluk halus. Karenanya penderita selalu berhubungan dengan dukun yang dianggap mampu berkomunikasi dengan mahluk halus dan mampu menhan gangguannya. Dalam hal ini pengobatn penyakit dikaitkan dengan gejala ruhani manusia.

Sebaliknya di dunia moderen penyakit manusia didiaknse berdasarkan gejala- gejala biologis. Mahluk- mahluk halus yang diasumsikan sebagai ruh jahat dimasyarakat primitive ternyata dengan menggunkan perangkat mmedis moderen dapat dideteksi dengan mikroskop, yaitu brupa kuman atau virus. Kemajuan dalam dunia kedokteran membawa manusia demikian yakinnya bahwa gejala simtomatis penyakit disebabkan factor fsik semata. Kepercayaan inin memang sebagian besar dapat dibuktikan oleh sebagian besar pengobatan dengan menggunakan peralatan dan pengobatan hasil temuan dibidangg kedokteran moderen.

Disela-sela perkembangan ilmu kedokteran moderen tersebutpara psikolog dan agamawan mulai melihat gejala penyakit dari sudut pandang yang berbeda yaitu gejala gangguan penyakit mental sedangkan sebagian besar dokter fisik melihat bahwa penyakit mental sam sekali tidak ada ubungannya dengan penyembuhan medis tapi sebagai penyembuhan penderita penyakit mental adalah dengan menggunakan pendekatan agama.

Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. apa pengertian agama

2. apa pengertian kesehatan mental dan

3. apa saja indicator kesehatan mental atau indicator normalitas kejiwaan

4. apa pengaruh agama pada kesehatan mental

Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Agar bisa mengetahui pengertian agama

2. Agar bisa mengetahui pengertian kesehatan mental dan

3. Indikator-indikator kesehatanmental

4. Agar bisa mengetahui apa pengaruh agama terhadap kesehatan mental

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian agama

Agama dianggap sebagai kata yang berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua akar suku kata yaitu “a” yang berarti tidak dan “gama “ yang berarti kacau sehingga artinya tidak kacau.[1]hal itu mengandung pengertian bahwa agama adalah suatu peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau.

Dalam bahasa Indonesia agama juga dikenal dengan kata addin dari bahasa arab yang artinya hukum kata ini juga mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan.[2] Agama memang membawa peraturan- peraturan yang merupakan hokum, yang harus dipatuhi orang. Agama selanjudnya memang menguasai diri seseorang orang dan membuat ia tunduk dan patuh kepada tuhan dengan menjalankan ajran- ajaran agama. Agama lebih lanjud lagi membawa kewajiban- kewajiban yang apa bila tidak dijlankan oleh seseorang akan menjadi hutang baginya, dan paham mengenai kewajiban dan kepatuhan ini membawa pula pada paham balasan yang baik dari tuhan pada yang menjalankan kewajiban dan yang patuh dan bagi yang tidak menjalankan kewajiban dan tidak patuh akan mendapatkan balasan yang tidak baik.

Bertitik tolak dari kata- kata tersebut intisarinya adalah agama adalah ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia yang berasal dari sesuatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan ghaibyang tak dapat ditangkap dengan panca indra, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari- hari. Jadi agama adalah pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan sesuatu yang ghaib yang menguasai manusia, yang dengan karenanya manusia meyakini harus mematuhi kewajiban –kewajiban sehingga hal itu mempengaruhi pada tingkah atau perbuatan- perbuatan manusia sehari-hari.

Sedangkan harun nasution mendefinisikan agama [3]adalah:

1. pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan ghaib yang harus dipatuhi.

2. pengakuan terhadap adanya hubungan ghaib yang menguasai manusia.

3. mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada diluar diri manusia dan yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.

4. kepercayaan kepada sesuatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.

5. suatu sistem tingkahlaku yang berasal dari suatu kekuatan ghaib

6. pengakuan terhadap adanya kewajiban –kewajiban yang diyakini bersumberpada sesuatu kekuatan ghaib

7. pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia

8. ajaran –ajaran yang diwahyukan tuhan kepada manusia melalui seorang rasul

Pengertian kesehatan mental

Kesehatan mental pada zaman dulu diartikan secara sempit yaitu kesehatan mental adalah absennya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa [4] dengan pengertian ininkesehatan mental hanya diperuntukkan bagi mereka yang terganggu dan berpenyakit jiwa saja, dan tidak dipxerlukan bagi setiap orang pada umumnya.

Mustafa fahmi sebagai mana dikutip Muhammad mahmud menemukan dua pola dalam mendevinisikan kesehatan mental[5]: Pertama, pola negative (salabiy) bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala neorosis (al-amradh al- ashabiyah) dan psikologia (al-amradh al-dzibaniyah ). Kedua, pola positif (ijabiy) bahwa kesehatan mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaian terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan sosialnya.

Sedangkan hanna Djumhana Bastaman menyebutkan ada empat pola yang ada dalam kesehatan mental, yaitu[6]:

1. pola simtomatis adalah pola yang berkaitan dengan gejala (symptoms) dan keluhan (compliants) gangguan atau penyakit nafsaniyah.

2. pola penyesuaian diri adalah pola yang berkaitan dengan keaktifan seseorang dalam memenuhi tuntutan lingkungan tampa kehilamgan harga diri, atau memenuhi kebutuhan pribadi tampa mengganggu hak- hak orang lain.sehingga disini kesehatan mental berarti kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri secara aktif terhadap lingkungan sosialnya.

3. pola pengembangan diri adalah pola yang berkaitan dengan kualitas khas insani, seperti kreatifitas, kecerdassan, ttanggung jawab dan sebagainya. Sehingga kesehatan mental berarti kemampuan individu untuk memfusikan potensi- potensi mannusiawinya secara maksimal, sehingga ia memperoleh mamfaat bagi dirinya sendiri maupun orng lain

4. pola agama adalah pola yang berkaitan dengan ajaran agama.jdi kesehatan mental adalah kemampuan individu untuk melaksanakan ajaran agama secara benar baik dengan landasan keimanan dan ketakwaan.

Sedangkan M. buchori mendevinisikan kesehatan mental adalah ilmu yang meliputi system tentang prinsip- prisip, peraturan- peraturan, serta prosedur- prosedur untuk mempertinggi kesehatan ruhani.[7] Jadi Orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dalam ruhani atau dalam hatinya selalu merasa tenang, aman dan tentram.

Dari beberapa devinisi kesehatan mental tersebut maka dapat kita fahami bahwa devinisi kesehatan mental adalah terwujudnya keserasian yang sungguh- sungguh antara fungsi- fungsi kejiwaan dan terciptanya penyesuaian diri antara manusia dengan dirinya sendiri dan lingkungannya, berlandaskan keimnan dan ketakwaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakana yaitu bahagia didunia dan diakhirat.

Indicator normalitas kejiwaan atau indicator kesehhatan mental

Kesehatan mental dan kondisi normalitas kejiwaan seseorang adalah kondisi kesejahteraan emosional kejiwaan seseorang, pengertian ini berasumsikan bahwa pada prinsipnya manusia itu dalam kondisi sehat. Arkonson menyebutkan ada enam indikator normalitas kejiwwaan seseorang yaitu:

1. perseosi realitas yang efisien, yaitu individu cukup realistik dalam menilai kemampuannya dan dalam menginterpretasi terhadap dunia sekitarnya ia tidak terus- menerus berfikir negatif terhadap orang lain serta tidak berlebihan dalam memuja diri sendiri

2. mengenal diri sendiri, yaitu individu memiliki kesadaran dalam motif dan perasaannya sendiri

3. kemampuan untuk mengendalikan perilaku secara sadar,

4. harga diri dan penerimaan yaitu penyesuaian diri sangat ditentukan oleh penilaian terhadp harga diri sendiri dan merasa diterima oleh orng sekitarnya, ia merasa nyaman bersama orang lain dan mampu beradaptasi dan mereaksi secara spontan dalam segala situasi sosial

5. kemampuan untuk membentuk ikatan kasih,individu yang normal dapat membentuk jalinan kasih yang erat serta mampu memuaskan orang lain dalam hal ini dia peka terhadap peasaan orang lain dan tidak menuntut yang berlebihn pada orng lain

6. produktifitas, individu yang baik adalah individu yang menyadari kemampuannya dan dapat diarahkan pada katifitas produktif.

Sedangkan indikator kesehatanmental menurut ahmad farid[8] yang menerapkan indikator kesehatan mintal berdasarkan kepada agama adalah sebgai berikut:

1. berfokus pada ahirat

2. tiada meninggalkan zikrullah

3. selalu merindukan untuk beribadah kepada allah

4. tujuan hidupnya hanya kepada allah

5. khusuk dan menegakkan solat

6. menghargai waktu dan tidak bahil harta

7. tidak berputus asa dan tidak malas untuk berzikir

8. mengutamakan kualitas perbuatan

Pengaruh agama pada kesehatan mental

Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang dalam rohani atau dalam hatinya selalu merasa tenang, aman, dan tentram. Ketika agama sebagai keyakinan dihubungkan pada kesehatan jiwa terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan yang maha tinggi. Tindak ibadah dalam sebuah ritual agama akan memberi rasa bahwa hidup lebih bermakna dan manusia sebagai mahluk hidup yang memiliki kesatuan jasmani dan rohani secara tak terpisah memerlukan pengakuan yang dapat memuaskan keduanya.[9]

Dalam psikologi komanistika (salah satu cabang ilmu jiwa ) dikenal logo terapi. Logo terapi menitik ,beratkan pada pemahaman bahwa motif dasar manusia adalah hasrat untuk hidup bermakna diantara hasrat itu terungkap dalam keinginann manusia untuk memiliki kebebasan dalam menemukan makna hidup. Sedangkan makna hidup adalah hal- hal yang memberikan nilai husus bagi seseorang yang bila dipenuhi akan menjadikan hidupnya lebih berharga dan ahirnya kan menimbulkan penghayatan bahagia.

Logo terapi menunjukkan tiga bidang kegiatan yang secara potensial memberi peluang kepada seseorang untuk menemukan makna hidup bagi dirinya sendiri yaitu;

1. kegiatan berkarya, bekerja dan mencipta

2. keyakianan dan penghayatan atas nilai- nilai tertentu (kebenaran, keindahan, dan kebajikan )

3. sikap tepat yang diambil dalam keadaan mengalami penderitaan yang tidak terelakkan lagi

pengaruh agama pada kesehatan mental adalah menjadikan kesehatan mental lebih baik secara lebih spesifik koening menemukan kesimpulan tentang pengaruh agama pada kesehatan mental[10] yaitu:

1. agama adalah salah satu faktor penting yang membantu mengatasi situasi hidup yang penuh stres

2. komitmen agama yang taat berkaitan dengan tingkat depresi yang lebih rendah, penyembuhan dari depresi yang lebih cepat, kesejahteraan dan maoril yang lebih tinggi, harga diri yang lebih baik, perkawinan yang lebih bahagia, penyesuaian yang lebih cepat pada orang yang mengalami hal yang sangat berat (cobaan )

3. penganut agama yang rajin beribadah dan rajin mengunjungi tempat ibadah ( taat mengikuti aturan agama) berkaitan dengan 40-50% pengurangan resiko dpresi, tingkat bunuh diri yang lebih rendah, tingkat kecemasan yang lebh rendah,tingkat alkoholisme dan penggunaan zata adiktif yang lebih rendah, dukungan sosial yang lebih tinggi, kebahagiaan, penyesuaian, dan kesejahteraan yang lebih besar, harga diri yang lebih tinggi, kepuasan hidup lebih tinggi,

4. intervensi psikotrapis untuk mengatasi depresi dan anxieeeeety disorder yang mengintegrasikan agama dengan psikoterapi mempercepat penyembuhan lebih tinggi dari tehnik psikoterapi sekuler.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

agama adalah ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia yang berasal dari sesuatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan ghaibyang tak dapat ditangkap dengan panca indra, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap kehidupan manusia sehari- hari. Jadi agama adalah pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan sesuatu yang ghaib yang menguasai manusia, yang dengan karenanya manusia meyakini harus mematuhi kewajiban –kewajiban sehingga hal itu mempengaruhi pada tingkah atau perbuatan- perbuatan manusia sehari-hari.

Mustafa fahmi sebagai mana dikutip Muhammad mahmud menemukan dua pola dalam mendevinisikan kesehatan mental: Pertama, pola negative (salabiy) bahwa kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala neorosis (al-amradh al- ashabiyah) dan psikologia (al-amradh al-dzibaniyah ). Kedua, pola positif (ijabiy) bahwa kesehatan mental adalah kemampuan individu dalam penyesuaian terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungan sosialnya.

pengaruh agama pada kesehatan mental adalah menjadikan kesehatan mental lebih baik secara lebih spesifik koening menemukan kesimpulan tentang pengaruh agama pada kesehatan mental yaitu:

1. agama adalah salah satu faktor penting yang membantu mengatasi situasi hidup yang penuh stres

2. komitmen agama yang taat berkaitan dengan tingkat depresi yang lebih rendah, penyembuhan dari depresi yang lebih cepat, kesejahteraan dan maoril yang lebih tinggi, harga diri yang lebih baik, perkawinan yang lebih bahagia, penyesuaian yang lebih cepat pada orang yang mengalami hal yang sangat berat (cobaan )

3. penganut agama yang rajin beribadah dan rajin mengunjungi tempat ibadah ( taat mengikuti aturan agama) berkaitan dengan 40-50% pengurangan resiko dpresi, tingkat bunuh diri yang lebih rendah, tingkat kecemasan yang lebh rendah,tingkat alkoholisme dan penggunaan zata adiktif yang lebih rendah, dukungan sosial yang lebih tinggi, kebahagiaan, penyesuaian, dan kesejahteraan yang lebih besar, harga diri yang lebih tinggi, kepuasan hidup lebih tinggi,

4. intervensi psikotrapis untuk mengatasi depresi dan anxieeeeety disorder yang mengintegrasikan agama dengan psikoterapi mempercepat penyembuhan lebih tinggi dari tehnik psikoterapi sekuler.

Jadi agama sebgai keyakinan dapat membantu penderita penyakit mental untuk lebih cepat sembuh, dan sekaligus karena agama pula penyakit mental bisa dicegah.

Saran

kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan makalah ini , begitu juga kami mohon maaf apabila dalam penulisan ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan sehingga saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.



[1] Dadang kahmad, sosiologi agama, (Bandung: PT Remaja rosda karya, 2006),halm.13

[2] Harun nasution, Islam ditinjau daru berbagai aspeknya, (Jakarta: UI Pres, 1985), halm.9

[3] Ibid, Harun,hlm.10

[4] Ramayulis, Psikologi Agama, (Jakarta:Kalam mulia,2002), hlm.128

[5] Atiqullah, Buku Ajar dasar- dasar psikologi agama, (Stain pamekasan ,2006)hlm.66

[6] Ibid, Ramayulis, hlm. 129

[7] Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo persada,2008), hlm.160

[8] Ibid, Ramayulis, hlm.155-156

[9] Ibid. Atiqullah, hlm.69

[10] Jalaluddin rahmad, Psikologi agama sebuah pengantar, (bandung PT Mizan pustaka, 2005)hlm. 225

1 komentar:

  1. Mirisnya isu kesehatan mental masih melekat stigma negatif bagi kebanyakan masyarakat Indonesia, jadi bagi yang mengalami penyakit mental merasa minder saat mau menggunakan layanan kesehatan mental. Tapi katanya dengan membaca artikel psikoedukasi secara intensif mampu menurunkan stigma sosial dan pribadi yang disematkan pada pengguna layanan kesehatan mental secara signifikan. Ini penelitiannya.

    BalasHapus

mohon ... klo udah baca posting kami, jangan lupaaaaaaaaaaaa kasi komentar yaaa .... n saran konstruktif ....................


thanks yaa atas komentar kaliaaannnnnnnnnnnnnnn !!!!!