"الله جميل يحبّ الجمال"

Allah Itu Indah, Mencintai Keindahan

Sabtu, 06 Juni 2009

NEOLOGISME

TUGAS KARYA ILMIYAH

TENTANG

“NEOLOGISME”


1.1. Kata Pengantar

Bismillahhirrahmanirrahim.

Puji syukur alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayahnya dan inayah-Nya kepada saya. Sehingga saya mampu menyelesaikan karya ilmiyah yang sangat sederhana ini.

Karya ilmiah yang sangat sederhana ini, saya susun dalam rangka tugas yang saya sadar dengan sempurnanya atau segala kekurangan dan keterbatasannya ilmu pengetahuan saya. Untuk itu bimbingan, saran dan arahan dari guru sangatlah saya harapkan demi saya harapkan demi perbaikan kedepan.

Akhirnya saya berharap semoga karya tulis ilmiyah yang masih membutuhkan perbaikan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam upaya melestarikan bahasa indonesia.


BAB I

PENDAHULUAN

1.2. Latar Belakang

Bahasa indonesia yang sedang berkembang masih memerlukan banyak istilah yang akan memperkaya perbendaharaan kata bahasa indonesia, untuk seterusnya dapat digunakan sebagai wadah atau wahana yang akan menampung ide dan konsep yang di ucapkan dalam bahasa indonesia.

Dan salah satunya adalah neologisme yang merupakan salah satu cara untuk kita menemukan istilah baru dengan cepat.

1.3. Rumusan Masalah

1.3.1. Pengetahuan neologisme

1.3.2. Contoh-contoh neologisme

1.4. Tujuan

Tujuan saya membuat karya tulis ini agar teman-teman mengetahui asal mula istilah-istilah itu sendiri dan supaya teman-teman bisa menemukan istilah-istilah yang baru dengan cara mudah.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1.1. Pengertian Neologisme

Pengertian neologisme adalah kata bentukan atau nama baru untuk kata lama yang dipakai dalam bahasa yang memberi ciri pribadi atau demi pengembangan kosakata (moeliyono, 1998: 612).

Membuat kata-kata baru dalam bahasa indonesia jarang benar kita dapati atau mungkin belum ada sama sekali. Yang banyak adalah memberi pengertian baru pada kata-kata yang telah ada.

Perubahan yang menunjukkan bahwa ciri khusus yang pada mulanya dihubungkan dengan benda-benda bunyi bahasa yang bersangkutan luntur atau hilang sama sekali, namun katanya masih tetap hidup dalam pemakaian bahasa.

2.1.2. Contoh-Contoh Neologisme

Sebagai contoh kita ambil kata “pujangga”. Semula berarti ular, kemudian berarti sarjana (dalam bahasa jawa kuno) dalam bahasa jawa baru dan indonesia teah luntur. Yang menjadi pusat perhatian ialah bakat srta kepandaian mengarang. Oleh karena itu dalam perkembangan-perkembangan selanjutnya di dalam bahasa indonesia atau pujangga diberi makna orang yang pandai membuat puisi (mulyana, 1964: 19).

Dalam bahasa indonesia neologisme seperti contoh yang diberikan Mulyana itu banyak kita dapati. Ada kata-kata atau istilah-istilah itu yang berasal dari bahasa asing dan ada yang berasal dari bahasa daerah.

Kata ‘tuna’ umpamanya berasal dari bahasa jawa dan artinya rugi. Kata ini diambil dan terbentuklah kata-kata:

Tanusila - pelacur

Tunawisma - gelandangan

Tunanetra - buta

Tunakarna - tuli

Kata ‘tuna’ disini bukan lagi berarti rugi, tapi sudah berubah dan berarti tidak mempunyai.

Kata ‘tata’ umpamanya yang mula sekali digabung dengan kata buku sehingga menjadi tata buku sekarang yang tergabung dengan kata itu banyak seperti:

Tatabahasa - grammar

Tatabunyi - fonologi

Tatakata - morfologi

Tatakalimat -sintaksis

Ini semua dari bidang bahasa. Disamping itu kita dapati pula tatawarna, tatacara, tatabusana, tatacahaya, tatahidup, tatahukum, tatakerja, tatakota, tatakrama, tataniaga, tataruang, tatasusia, tatatertib, dan tatatanam.

Begitu juga dengan ‘para’ dan ‘swa’. Kata-kata yang diawali dengan ‘pra’ berjumlah lebih dari 40 buah. Sebagian di antaranya adalah:

Praduga praanggapan prakarsa

Prakarya prakata prakita

Prasangka prasaran prasarana

Prasejarah prasekolah prasyarat

Yang memakai “swa” adalah sebagai berikut:

Swadana swadarma swadaya

Swakaji swakarsa swakelola

Swalayan swapraja swasembada

Swasta swausaha swatantara

Berjumlah kurang lebih hanya 16 buah.

Demikian juga kata “ganyang” (bahasa jawa) yang artinya aslinya memakan sesuatu samapai hancur lumat. Kata ini diserap ke dalam bahasa indinesia dan berarti memerangi atau memukul seseorang tak berdaya lagi.

Dari bahasa sansakerta banyak benar kita ambil kata-kata dab kita beri arti baru kepadanya. “Laksamana” mula-mula adalah nama adik Rama. Pahlawn ramayana. Kita ambil dan sekarang berarti panglima angkatab laut.

Begitulah juga bilal bebahasa arab. Dalam bahasa aslinya bilal adalah nama orang yang melakukann pekerjaan yang dilakukan bilal dulu, dinamakan bilal. Begitu juga kata kuliah yang mula-mula berarti fakultas dalam bahasa arab berubah menjadi belajar di perguruan tinggi dalam bahasa indonesia.

Juga kata ulama yang berarti orang yang pintar, kita ambil kita arti baru yaitu orang yang mengtahui soal-soal agama saja. Kata iklanjuga bersal dari berasal arab yang artinya pemberitahuan dan kita ubah menjadi reklame.

Memang demikianlah hidupnya bahasa, datang yang baru dan hilangnya yang lama.



BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Neologisme seperti dalam pembahasan banyak benar kita jumpai dalam bahasa indonesia dan jelas bahwa neologisme ini bukanlah monopoli bahasa indonesia, baik bahasa inggris, arab, francis, jerman , cina, rusia, dan bahasa-bahasa lainnya mengalami porses seperti dalam pembahasan.

Memang demikianlah hidupnya bahasa. Datang yang baru dan hilang yang lama.

3.2.Saran-Saran

Bahasa indonesia sudah banyak berkembang dilingkungan kita dan kita menemukan istilah baru dan bukannya bahasa memerlukan istilah baru yang selama ini tidak ada dala, bahasa itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon ... klo udah baca posting kami, jangan lupaaaaaaaaaaaa kasi komentar yaaa .... n saran konstruktif ....................


thanks yaa atas komentar kaliaaannnnnnnnnnnnnnn !!!!!