"الله جميل يحبّ الجمال"

Allah Itu Indah, Mencintai Keindahan

Sabtu, 20 Juni 2009

DEKLARASI LINGKUNGAN DALAM PENDIDIKAN

ARTIKEL

DEKLARASI LINGKUNGAN DALAM PENDIDIKAN


A. LATAR BELAKANG 

Manusia dalam hidupnya senantiasa terikat dengan pendidikan, yang merupakan penentu bagi kehidupannya dimasa datang. pendidikan adalah sarana yang utama untuk mewujudkan segala tujuan yang diharapkan. pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, sifatnya mutlak dalam kehidupan seseorang, keluarga maupun bangsa dan negara. maju mundurnya satu bangsa banyak ditentukan oleh memberikan pengaruh yang besar kepada perkembangan anak didik, dan hal ini tidak sulit bagi kita untuk mencari contoh-contohnya. dalam proses perkembangan manusia, lingkungan ini merupakan faktor proses dalam proses perkembangan manusia, lingkungan ini merupakan faktor yang penting setelah faktor pembawaan. tanpa adanya dukungan dari faktor luar (lingkungan) maka proses perkembangan potensi pembawaan sulit menjadi kenyataan (kenyataan dalam kualitas yang tinggi). lingkungan dapat dikatakan sebagai “pendidik yang tersembunyi”, karena penngaruh lingkungan terhadap perkembangan anak didik dirasa secara sengaja. masalahnya adalah justru dengan sengaja diberikan kepada itu daripada mengikuti pengaruh yang dengan sengaja diberikan oleh pendidik dalam situasi kegiatan pendidikan.

B. PERUMUSAN MASALAH

Bertitik tolak dari pengertian latar belakang masalah tersebut diatas maka penulis dapat mengemukakan perumusan permasalahan yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut: (1). apa dan bagaiman lingkungan yang dapat berpengaruh dalam proses belajar mengajar? (2). faktor-faktor apa saja yang dapat memperngaruhi lingkungan belajar mengajar?
Dan juga dengan sejauh pengetahuan dan pengalaman penulis yang di dapat di bangku sekolah serta dalam pergaulan sehari-hari. konsep lingkungan dalam pendidikan. pengertian lingkugan dalam pendidikan. dalam kamus besar bahasa indonesia lingkungan diartikan sebagai alam keadaan (kondisi, kekuatan) sekitar yang mempenngaruhi perkembangan dan tingkah laku organisme. sartain (seorang ahli psikologi dari Amerika) mengtakan bahwa apa yang dimaksud dengan lingkungan ialah meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan dan perkembangan atau life processes manusia. (Ngalim Purwanto, 2000: 28) lingkungan sering diartikan secara sempit dengan melihat alam sekitar. dalam psikologi, lingkungan diartikan dalam pengertian yang luas mencakup lingkungan yang ada di dalam luar individu. unsur-unsur lingkungan dalam terdiri dari kondisi material dalam diri seseorang seperti : gizi, vitamin, suhu, sistem urat syaraf, sistem peredaran darah, pencernaan makanan, kondisi psikologis, seperti sikap, minat, motivasi, kemauan dan sebagainya. sedangkan yang termasuk lingkungan luar ialah lingkungan dalam dan lingkungan sosial. lingkungan alam meliputi: iklim, suhu, geografis, waktu pagi dan siang dan malam. sedangkan lingkungan sosial dapat berupa orang seorang, sekumpulan orang seperti keluarga, masyarakat, teman-teman sekelas, organisasi, termasuk juga dalam lingkungan ini adalah karya-karya manusia. (Alisuf Sarbi, 1996: 40). lingkungan memberikan pengaruh yang besar kepada perkembangan anak didik, dan hal ini tidak sulit bagi kita untuk mencari contoh-contohnya. dalam proses perkembangan manusia, lingkungan ini merupakan faktor yang penting setelah faktor pembawaan. tanpa adanya dukungan dari faktor luar (lingkungan) maka proses perkembangan potensi pembawaan sulit menjadi kanyataan (kenyataan dalam kualitas yang tinggi). lingkungan dapat dikatan sebagai “pendidik yang tersembunyi”, karena pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak didik dirasa secara sengaja atau tidak sengaja. masalahnya adalah justru anak didik lebih tertarik untuk mengikuti pengaruh yang diberikan lingkungan yang sebenarnya tidak dengan sengaja diberikan kapada itu daripada mengikuti pengaruh yang dengan sengaja diberikan oleh pendidik dalam situasi kegiatan pendidikan. ada tiga macam lingkungan, menurut sekolah, dan lingkungan masyarakat. agar lingkungan manapun dapat memberikan pengaruh yang positif kepada perkembangan dan kepribadian anak didik, maka hendaknya dikondisikan sedemikiann rupa sehingga masing-masing lingkungan senantiasa memberikann pengaruh yang positif kepada anak. B. kedudukan dan peranan lingkungan dalam pendidikan Erwati Aziz dalam tulisannya tentang pendidikan di dalam surat Al-‘Alaq mengungkapkan bahwa tuhan menginformasikan tantang penciptaan menusia yang berasal dari ‘Alaq, setelah diajari dan memperoleh ilmu pengetahuan, maka berubah menjadi sombong dan angkuh, bahkan kadang-kadang mereka bertindak melampui batas dan sewenang-wenang. hal ini dapat terjadi karena mereka merasa sudah cukup dan tidak membutuhkan pertolongan orang lain. kondisi seperti itu menunjukkan bahwa manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungannya. dalam ayat 6 dan 7 digambarkan sikap manusia yang melamapaui batas dan pada ayat selanjutnya Tuhan menjelaskan sikap Abu Jahal yang berlaku jahat kepada Nabi. dan sikap keras dan kufur Abu Jahal itu tidak dapt dilepaskan dari hasil tempaan lingkungan dan pendidikan di lingkungan masyarakat musyrik Mekkah. kasus Abu Jahal itu dapat dijadikan bukti yang otentik bahwa pendidikan (faktor lingkungan) memang besar sekali pengaruhnya terhadap pembentukan sikap atau watak seseorang. hal ini oleh Erwati Aziz dikatakatan sesuai pula dengan artinya yang berbunyi: 

C. LINGKUNGAN YANG EFEKTIF BAGI PENDIDIKAN
Ayat ini menjelaskan bahwa orang tua mempunyai andil amat besar dalam membentuk keperibadian anaknya, apakah ia akan menjadi mukmin atau kafir. disini Nuh khawatir terhadap generasi yang akan dilahirkan oleh orang-orang kafir tersebut karena faktor lingkungan atau milieu mempenyai andil besar dalam menentukan perkembangan seseorang anak. demikian Al-Qur’an telah mengisyaratkan tentang besarnya pengaruh faktor lingkungan terhadap perkembangan kepribadian seseorang sejak lebih dari 14 abad yang lalu, namun hal ini tidak sama dengan konsep konvergensi yang dibawa William Stern karena Al-Qur’an dengan tagas menyatakan bahwa potensi yang dibawa oleh anak sejak lahir itu adalah potensi beragama. hal ini dapat disimak dari firman Allah dalam surat Ar-Rum ayat 30 yang artinya sebagai berikut : 
“Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama yang hanif, tetaplah atas fitrah Allah yang menciptakan manusia dan menurut fitrah itu, tidak ada perubahan pada f itrah Allah. itulah agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. ayat ini menegaskan, bahwa Tuhan telah membekali manusia dengan fitrah sejak lahir. fitrah disini menurut kebanyakan ulama merupakan naluri manusia untuk mengimani Allah dan beragama islam. Al Maraghi menafsirkan ayat ini dengan mengatakan, “sesungguhnya Allah manusia dengan fitrahnya itu cendrung kepada mentauhidkan-Nya dan meyakini eksistensi-Nya’. dan bapak Karamni Buseri lebih luas mengungkapkan bahwa manusia lahir talah membawa ketauhidan dan hanif, yang berati memiliki kecendrungan kepada kebenaran, kebaikan dan keindahan, seseorang anak lahir dalam keadaan good interactive. (Kamrani Buseri, 2003: 59). dar I uraian di atas jelas Al-Qur’an menginformasikan kepada kita potensi atau fitrah yang dibawa manusia sejak lahir, sementara itu, William Stern tidak menyebutkan potensi apa yang dibawanya. jika demikian, konsep konvergensi tidak dapat dikatakan berasal dari Al-Qur’an, apalagi konsep “Tabularasa”. suatu teori yang menyatakan bahwa anak dilahirkan suci laksana meja lilin, kosong sama sekali, tidak membawa potensi apa-apa sebagaimana yang dikembangkan John Lock.
Aliran ini berpendapat bahwa anak bagaikan kertas putih. utuh dan belum ditulisi sedikitpun sehingga apa yang akan dituliskan pada kertas itu tergantung kepada si pendidik. konsep ini menjadikan pendidilan maha kuasa, atau dengan kata lain sangat menentukan. aliran ini disebut dengan aliran optimisme atau yang biasa kita kenal dengan aliran empirisme.(Madio Ekosusilo,1993 : 17). Aliran yang dipelopori oleh schopenhauer dan dianut oleh Prof Heymans (Belanda) juga tidak sesuai dengan Al Quran. Aliran ini berpendapat bahwa pendidikan itu tidak dapat mempengaruhi perkembangan manusia sejak lahir ia telah membawa bakat atau potensi yang sama sekali tidak dapat diubah dan dipengaruhi oleh lingkungan atau pendidikan (Ngalim Purwanto, 2000:14).Jadi, aliran ini bersifat pesimistis terhadap usaha pendidikan, yang dalam teologi disebut jabariyah, yaitu yang menganggap manusia pasif, tidak berbuat apa-apa, semuanya telah ditentukan oleh Allah. (Harun nasution, 1983 : 31). Dengan kata lain, aliran ini tidak mengakui akan adanya pengaruh prndidikan terhadap manusia.Menurut H.M. Arifin aliran kurang dapat dipertanggungjawabkanjika dilihat dari realitas manusiasebagai makhluk sosialyang tidak dapat menghindarkan diri dari pengruh timbal balik antara individu dengan lingkungan. Alisuf sabri menegaskan, unsur-unsur pembawaan yang berupapotensi-potensi fisik dan mentalfsikologis itu dalamperkembangan manusiadasar atau bahan, namun semua potensi-potensi bawaan dan tersebut akan dapat diwujudkan menjadi sifat-sifatkesanggupan nyata melalui proses pertumbuhan atau perkembangan, dan disinilah faktor lingkungan bisa disebut faktor ajar.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon ... klo udah baca posting kami, jangan lupaaaaaaaaaaaa kasi komentar yaaa .... n saran konstruktif ....................


thanks yaa atas komentar kaliaaannnnnnnnnnnnnnn !!!!!