"الله جميل يحبّ الجمال"

Allah Itu Indah, Mencintai Keindahan

Selasa, 02 Juni 2009

Anak didik dan masalah-masalah yang dihadapi anak didik dalam belajar

Anak didik dan masalah-masalah yang dihadapi anak didik dalam belajar

Makalah
Anak didik dan masalah-masalah yang dihadapi anak didik dalam belajar
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan
yang di bimbing oleh bapak Drs. Moh. Kosim, M.Ag



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PAMEKASAN
JURUSAN TARBIYAH TADRIS BAHASA INGRIS (TBI)

(2008)




BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar belakang masalah
Pendidikan adalah sebuah sarana yang menduduki psisi penting dalam mencetak generasi bangsa dan agama yang cerdas, memiliki ptensi intelektualitas yang tinggi dalam pendidikan umum lebih-lebih pengetahuan agama. Pendidikan di berikan kepada anak didik dengan harapan dapat mencapai tujuan pendidikan itu sendiri “yaitu memberantas kebdhan ummat menuju kehidupan yang lebih baik dan sejahtera.”
Namun tidak semua sistem pendidikan yang di aplikasikan dapat mencapai tujuannya. Banyak hal yang menghambat transfrmasi pendidikan terhadap anak didik, baik itu faktr internal maupun eksternalanak didik itu sendiri yang knsekwensinya dapat menyebebkan mereka malas belajar, jenuh, dan sebagainya yang pada gilirannya anak tidak dapat meraih pendidikan yang maksimal.
Tenaga pendidik harus mampu mengusai kndisi anak didiknya, mampu memahami kemampuan peserta didiknya demi tercapainya tujuan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Melihat dan mengkaji latar belakang masalah di atas, hal-hal yang penting di pahami adalah siapakah anak didik itu? Serta masalah apa saja yang sering di hadapi anak didik dalam belajar?


BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian Anak Didik
Dalam makalah ini mungkin tidak banyak menyinggung penertian anak didik, karena setiap kita mempunyai pengetahuan atau sudah mengetahui siapa anak didik itu sendiri, dalam keseharian kita kerap sekali temui ank didik dan tanpa di definisikan secara ilmiyah rang atu masyrakat sudah mengetahui bahwa si A/B adalah serang pelajar walaupun pada hakekat nya mereka tidak pernah menangkp infrmasi frmal yang menjelaskan tentang anak didik.
Menurut undang-undang nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang di maksud peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaranyang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Definisi ini masih sangat umum dan sangat luas cakupannya. Siapapun yang menuntut ilmu , tua maupun muda laki-laki atau perempuan semuanya dikatagorikan sebagai anak didik.
Ada yang mengatakan peserta didik adalah “anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran”. Pengertian ini juga masih umum,tidak terkecuali tua, remaja, anak-anak karena mimang pada hakekatnya peendidikan itu bukan hanya terfokus terhadap anak di bawah sepuluh tahun atu belasan tahun, dalam konteks ke agamaan misalkan Nabi mengatakan bahwa mencari ilmu dari sejak lahir sampai mati.
Namun dalam makalah ini kami membatasi pengertian anak didik kepada pengertisn yang lebih spesifik, yaitu anak didik dalam sistem pendidikan formal seusia “ TK, SD, SMP, SMU, dan Perguruan Tinggi”. Hal ini untuk lebih objektif nya pembahasan mengenai problematika atau masalah-masalah yang kerap di hadapi oleh mereka dalam belajar, dan kami rasa bahwa pembahasan mengenai masalah yang di hadapi peserta didik dalam belajar jauh lebih penting dari hanya sekedar membincangkan pengertian anak didik itu sendiri.

B. Masalah-masalah Yang Dihadapi Anak Didik Dalam Belajar
Dalam proses pembelajaran formal banyak hal yang di hadapi anak didik utamanya yang dapat menghambat jalan nya pembelajaran bahkan sering menjadi sebab anak didik putus belajar.
Secara garis besar problematika yang di hadapi anak didik dalam belajar di kerenakan dua faktor yaitu internal dan eksternal.
1. Faktor internal
Faktor internal yaitu keadaan atau kondisi yang ada pada diri individu masing-masing anak. Faktor ini memiliki dua sisi, yaitu fisiologis dan psikologis.
Faktor fisiologis pada ank adalah keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi fisiologis tertentu. Kondisi jasmani ini akan menentukan kondusif dan tidaknya proses pembelajaran. Kondisi fisik yang sehat akan melahirkan aktifitas belajar yang baik, dan sebaliknya kondisi fisik yang lemah akan menghasilkan proses pembelajaran yang lemah pula. Hambatan fisiologis lain nya adalah adanya gangguan terhadap panca indera anak didik: seperti terganggunya penglihatan, pendengaran, pembicaraan dan lain-lain yang menentukan keberhasilana belajar.
Yang kedua faktor psikologis, yaitu faktor kejiwaan anak yang mempengaruhi aktifitas belajarnya. Misalnya:
a. Rendahnya kemampuan intelektual anak
kemampuan berfikir anak sangat mempengaruhi baik dan tidak nya menangkap pelajaran, bagi mereka yang memiliki daya intelektualitas tinggi mereka senang dan mudah menangkap pelajaran, tetapi sebaliknya bagi mereka yang kemampuan berfikirnya rendah, mereka akan malas belajar, sulit menangkap mata pelajaran, bosan dan segala macam nya.
b. Terganggunya perasaan / emosi
Perasaan sering kali mengganggu akal sehat anak didik dan manusia pada umum nya, perasaan yang tertekan (depresi) ini selalu menjadi penghalang ke konsentrasian dalam menangkap mata pelajaran, boleh jadi perasaan depresi ini di sebabkan permasalahan-permasalahan yang dialami oleh mereka, baik dalam hubungan rumah tangga tau sesama teman.
c. Kurang nya motifasi untuk belajar
Motivasi adalah hal yang sangat penting dalam cita-cita meraih sebuah impian, bagi peserta didik impian besarnya adalah meraih kesuksesan dalam belajar. Namun tidak semuanya dapat meraih itu disebabkan kurangnya motivasi belajar dari orang tua maupun dari pihak edukatif sendiri. Kebanyakan orang tua tidak menyadari akan pentingnya memotivasi anak, sehingga semangat belajar mereka memudar sedikit demi sedikit.
d. kurang matang nya anak untuk belajar
Belajar membutuhkan niat dan kebulatan tekad, niat yang baik dfan terarah diikuti dengan matangnya hasrat belajar akan membentuk mintal anak didik yang tidak mudah putus asa, rasa capek dan jerih payah yang di hadapi tidak akn dengan mudah mematahkan semangat belajar, karena dalam diri anak didik sudah tertanam tekad dan matangnya niat untuk belajar, sehingga mereka berhasil. Dan sebaliknya kurang matangnya niat, tidak adanya kometment yang kuat mereka akan sembrono dalam proses belajar nya.
F. Kebiasaan belajar yang kurang baik
Anak didik sering kali tidak teratur atau tidak disiplin dalam belajar, utamanya sekali mereka tidak mampu mengatur waktu kapan harus belajar dan kapan harus mengerjakan aktifitas yang lain, dan sering kali terjadi anak lebih banyak mengerjakan aktifitas yang lain dari pada belajar sehingga kewajiban belajar nya kurang di perhatikan dan tidak maksimal.
Faktor lain yang sering menjadi masalah terhadap peserta didik adalah karena adanya pengaruh eksternal misalnya:
Proses belajar mengajar yang kurang kondusif
Situasi di dalam kelas sangat menentukan baik dan tidaknya proses belajar mengajar antara guru dan peserta didik. Apabila ruang kelas itu kondusif maka proses belajar mengajar pun akan berjalan dengan baik pula, anak didik mudah memahami mata elajarn yang diberikan. Tetapi apabila suasana ruangan itu tidak kondusif maka proses pembelajaran pun tidak akan berjalan sesuai dengan yang di harapkan.
Kurang adanya dukungan dari orang tua karena lemahnyatingkat sosial ekonomi mereka
Masalah finansial sering kali menjadi penghambat yang serius dalam pendidikan, banyak anak berhenti belajar dan lebih memilih pekerjaan yang dapat menghasilkan uang dengan alasan mereka tidak memiliki biaya untuk membayar uang sekolah. Karena memang dalam hisup ini tak ada yang geratis, semuanya akan berjalan dengan uang, termasuk pendidikan yang sangat urgensi keterkaitan nya dengan uang. Bagi kelompok masyarakat yang lemah dalam kehidupan sosial ekonominya maka mereka enggan untuk memberikan dukungan terhadap putera puterinya sehingga mereka membiarkannya menjauh dari dunia pendidikan, tidak lagi berantosias untuk memotivasi anak agar melanjutkan studi nya, yang pada giliran nyamereka akn kehilangan kesadaran akan pentingnya menggali ilmu pengetahuan di bangku sekolah.
Latar belakang sosial yang tidak menunjang Kondisi ini biasanya sering di temukan pada kelompok masyarakat awam yang orientasinya bukan kepada pendidikan, tetapi lebih memandang pentingnya pekerjaan untuk mendapatkan uang, menjadi pembantu, bekerja untuk siapa saja yang akan memberi imbalan dari pekerjaan nya itu dan lain-lain. Anak didik tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat di sekeliling nya, peserta didik merasa termarginalkan dalam kehidupan sosial mereka yang pada giliran nya mereka akan sedikit demi sedikit mersa enggan untuk belajar .

Kemudian juga yang menjadi problem bagi anak didik adalah kurang relefan nya antara program pendidikan di sekolah dengan tujuan atau kebutuhan masyarakat.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ø Peserta didik menurut undang-undang nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional, yang di maksud peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
o Banyak masalah yang dihadapi anak didik dalam belajar,baik itu masalah yang lahir dari pribadi anak (faktor internal) atau masalah-masalah yang timbul karena pengaruh dari luar (faktor eksternal) yang konsekwensinya menyebabkan anak didikgagal dalam mencapai tujuan pendidikan itu sendiri yaitu “Terciptanya insan yang akademis, memiliki intelektualitas tinggi serta mampu mengaplikasikan pengetuan yang di perolehnya dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Moh Kosim, Pengantar Ilmu Pendidikan, STAIN Press. 2006.
Molyono, Abdurrahman. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Renika Cipta. 2003
Muhlis Shalihin, Psikologi Belajar PAI, STAIN Press. 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

mohon ... klo udah baca posting kami, jangan lupaaaaaaaaaaaa kasi komentar yaaa .... n saran konstruktif ....................


thanks yaa atas komentar kaliaaannnnnnnnnnnnnnn !!!!!